April 2012

Pencak Silat Kuntau Bangkui Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah

Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui apakah ada pencak silat Dayak ? Apa itu Kuntau Bangkui Dayak Ngaju ? Sejak kapan beladiri tersebut muncul ? Mungkin bukan hanya masyarakat Indonesia yang umumnya tidak mengetahui hal tersebut, dizaman sekarang pun sebagian orang Kalimantan sendiri, terkhusus generasi Dayak Ngaju modern banyak yang tidak mengetahui apa itu "Kuntau Bangkui" atau hanya sekedar tau saja tanpa ingin mempelajari dan mengetahui lebih mendalam.  Mungkin disini saya akan memperkenalkan apa itu Pencak Silat Dayak Ngaju yang bernama Kuntau Bangkui.

Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah mempunyai pencak silat yang bernama Kuntau Bangkui. Pada zaman dahulu, umumnya Kuntau dan Bangkui terpisah tetapi sekarang digenerasi penulis kedua silat tersebut sudah digabung menjadi Kuntau Bangkui. Pada saat zaman kayau di Kalimantan, setiap pemuda suku Dayak Ngaju wajib mengusai ilmu beladiri, sebagai bekal untuk merantau, pertahanan diri jika diserang, pergi berperang atau mengayau. Beladiri tersebut diwariskan secara turun temurun, baik yang diwariskan secara garis keluarga ataupun belajar dari guru beladiri. Tetapi dizaman sekarang banyak dari generasi muda Dayak Ngaju yang meninggalkan tradisi beladiri ini bahkan sudah tidak mengenal apa itu Kuntau Bangkui, hanya sebagian kecil yang masih mempertahankan tradisi ini, sebagai bekal untuk perlindungi diri.

Sejarah Kuntau menurut lisan para generasi tua merupakan pencak silat warisan nenek moyang orang Dayak dari zaman dahulu kala, gerakannya banyak mirip dengan beladiri dari dataran China karena konon asal muasal suku Dayak berasal dari daerah dataran China, lebih tepatnya Yunan. Tetapi belum ada bukti otentik mengenai pendapat tersebut, terutama dikaji secara uji genetik. Kuntau sering ditampilkan dalam upacara - upacara tertentu dan sudah menjadi bagian dari tradisi adat misalnya dalam acara pesta perkawinan adat Dayak Ngaju, lebih sering dikenal dengan sebutan Lawang Skepeng dan selalu diiringi dengan tabuhan gendang khas Dayak. Kuntau sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk jurus dan langkah gerakan yang berbeda-beda, tergantung wilayah dan tempat dimana kita belajar Kuntau tersebut. Akan tetapi Kuntau mempunyai ciri khas persamaan gerakan , sehingga mudah dikenali. Proses belajar kuntau pun pada umumnya relatif lama, sulit dan harus mempunyai ketahanan fisik yang kuat. Proses terakhir dari belajar Kuntau ialah kita berada dalam suatu lingkaran, dan harus bisa menangkis serangan yang menggunakan Mandau. Biasanya guru akan membekali para muridnya dengan memberikan "Minyak garak", yaitu cairan berupa minyak yang jika dioleskan ketangan, gerakan tangan akan menjadi lebih lincah.

Untuk Bangkui sendiri merupakan seni beladiri yang gerakannya di inspirasi dari gerakan hewan bangkui yaitu sejenis monyet yang hidup dibelantara Kalimantan. Bangkui digunakan sebagai jurus pamungkas untuk mematikan dan mengunci gerakan lawan, karena gerakan bangkui sendiri banyak mempunyai gerakan melumpuhkan lawan dengan hanya satu kali serangan, untuk itu Bangkui sangat berbahaya jika digunakan secara sembarangan. Seni beladiri Bangkui menggunakkan tangan kosong dan mengandalkan kelincahan gerakan pemainnya, meski ada juga beladiri Bangkui yang menggunakan toya/tongkat. Bangkui lebih cenderung menyerang musuh dari bagian bawah dan langsung menyerang titik pertahanan tubuh lawan.

Mungkin hanya ini yang dapat saya tulis untuk lebih memperkenalkan bagian dari adat istiadat Dayak Ngaju yang makin tenggelam akibat arus modernisasi, agar kembali bisa dikenali dan kembali dipelajari oleh para generasi muda terutama Dayak Ngaju. Kalau bukan kita sebagai bagian dari masyarakat Dayak yang mau mempertahankan dan memperkenalkan budayanya, siapa lagi ?
Modern dan adat istiadat bisa berjalan beriringan.

Tabe :) Salam Isen Mulang

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
Nama saya Faisal Iswandi S Muis. Saya berasal dari Mandomai, Kab. Kapuas dan sekarang tinggal di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. Sewaktu SMA masih di Mandomai, alumni SMA Negeri 1 Kapuas Barat. Sekarang saya kuliah di Fakultas kedokteran/ jurusan dokter umum Universitas Diponegoro, Semarang.

Pengikut